Artikel
ke -1 tentang Bidang Kebahasaan
Nama Kelompok dan Kelas:
Adhimu
Irwan Agus Setiawan 11109064 3KA03
Antonius
Catur Nugroho 10109536 3KA03
Ceri
Solehudin 13109774 3KA03
Erryk
Istianto 15109326 3KA03
Faisal
Andika 11109878 3KA03
Kukuh
Kuntoro 14109259 3KA03
Bahasa Indonesia, Film Nasional, dan
Generasi Bangsa
(Menyambut Tahun Bahasa 2008 dan
Renungan Hari Film Nasional 10 Maret 2008)
Mahmud Jauhari Ali
Banjarmasin Post
Tahukah Anda bahwa tahun 2008
disebut sebagai tahun bahasa Indonesia? Pada tahun 2008, bahasa Indonesia genap
berusia delapan puluh tahun. Karena itulah, tahun ini merupakan Tahun Bahasa Indonesia.
Berbagai kegiatan pun mulai dipersiapkan untuk menyambutnya. Berbagai kegiatan
tersebut akan dilaksanakan pada tahun ini guna memajukan dunia bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah di tanah air kita. Berbagai lomba mulai dari lomba
baca puisi sampai kompetisi membuat laman atau website bertemakan bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah akan digelar, seminar, dan kegiatan lainnya pun
juga akan digelar termasuk Kongres Bahasa Indonesia Tahun 2008. Berdasarkan hal
di atas, kita dapat megetahui bahwa semangat untuk memajukan bahasa dan sastra
Indonesia dan daerah di tanah air ini masih sangat tinggi oleh sebagian orang
Indonesia. Mengapa saya mengatakan sebagian dan bukannya seluruh orang
Indoensia? Karena pada kenyataannya memang hanya sebagian saja dari seluruh
orang Indonesia yang peduli dengan hidup matinya bahasa
dan sastra Indonesia dan daerah. Sebagiannya lagi memilih tidak peduli. Sebagai
warga negara Indonesia, kita selayaknyalah peduli dengan kehidupan dan
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.
Dewasa ini, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul yang notabene adalah berasal dari bahasa Betawi. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Betawi adalah bahasa asli Jakarta yang merupakan Daerah Khusus Ibukota negara Indonesia. Dengan memakai bahasa gaul tersebut, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah karena bahasa gaul tersebut sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah satu bahasa daerah juga di Indoensia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari bahasa Betawi. Dunia film nasional di Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Tidak jarang pemakaian bahasa gaul muncul dalam pembicaraan tokoh-tokoh dalam film nasional di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab pemakaian bahasa gaul dalam masyarakat di Indonesia semakin luas karena para aktor dan aktris idola masyarakat yang memainkan peran dalam film-film nasional tersebut berbahasa gaul. Sebagian masyarakat terbukti menirukan bahasa gaul yang dipakai oleh para tokoh dalam film nasional yang mereka tonton. Sebagai film nasional seharusnya tidak memakai bahasa gaul dalam percakapan para tokohnya karena bahasa gaul bukanlah bahasa nasional. Bahasa yang dipakai dalam film nasional seharusnya juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
Peniruan bahasa gaul oleh masyarakat luas di Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia. Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Para orang tua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat. Bagaimana menurut Anda?
Dewasa ini, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul yang notabene adalah berasal dari bahasa Betawi. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Betawi adalah bahasa asli Jakarta yang merupakan Daerah Khusus Ibukota negara Indonesia. Dengan memakai bahasa gaul tersebut, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah karena bahasa gaul tersebut sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah satu bahasa daerah juga di Indoensia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari bahasa Betawi. Dunia film nasional di Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Tidak jarang pemakaian bahasa gaul muncul dalam pembicaraan tokoh-tokoh dalam film nasional di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab pemakaian bahasa gaul dalam masyarakat di Indonesia semakin luas karena para aktor dan aktris idola masyarakat yang memainkan peran dalam film-film nasional tersebut berbahasa gaul. Sebagian masyarakat terbukti menirukan bahasa gaul yang dipakai oleh para tokoh dalam film nasional yang mereka tonton. Sebagai film nasional seharusnya tidak memakai bahasa gaul dalam percakapan para tokohnya karena bahasa gaul bukanlah bahasa nasional. Bahasa yang dipakai dalam film nasional seharusnya juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
Peniruan bahasa gaul oleh masyarakat luas di Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia. Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Para orang tua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat. Bagaimana menurut Anda?
Referensi:http://artikelkebahasaan.blogspot.com/2008/03/artikel-13-mahmud-jauhari-ali.html#links
Kesimpulan:
Diksi dalam artikel ini sudah cukup
tepat, hanya ada beberapa yang mungkin memerlukan penukaran atau pengurangan
kata, seperti pada contoh kalimat berikut ini: “Berbagai
kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tahun ini guna memajukan dunia bahasa dan sastra Indonesia dan daerah di tanah
air kita”. Penggunaan dunia bahasa mungkin akan lebih tepat jika diganti dengan
“tata bahasa”.
Dalam
kalimat ini “Mengapa saya mengatakan sebagian dan bukannya seluruh orang
Indoensia? Karena pada kenyataannya memang hanya sebagian saja dari seluruh
orang Indonesia yang peduli dengan hidup matinya bahasa
dan sastra Indonesia dan daerah”. Terdapat pilihan diksi yang kurang
tepat, penggunaan hidup mati akan lebih tepat jika digunakan untuk menyatakan
benda hidup.
Kelebihan:
Kami rasa penyampain artikel ini sudah
tepat, pada siapa artikel ini ditujukan dan untuk apa tujuan artikel ini
dibuat, serta adanya ajakan yang bertujuan untuk menanamkan dan menumbuh
kembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa Nasional, yang dapat menyadarkan pembaca betapa
pentingnya untuk tetap mencintai bahasa dan sastra Indonesia karna hal itu
bukan merupakan tugas dari pemerintah melainkan dari kita semua sebagai masyarakat
Indonesia.
Kekurangan:
Dalam artikel ini terdapat cakupan
yang cukup luas “Bahasa Indonesia, Film Nasional, dan Generasi Bangsa”
hanya saja penyampainnya belum terlalu kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar