Artikel ke -2 tentang sistem
informasi
Nama Kelompok dan Kelas:
Adhimu
Irwan Agus Setiawan 11109064 3KA03
Antonius
Catur Nugroho 10109536 3KA03
Ceri
Solehudin 13109774 3KA03
Erryk
Istianto 15109326 3KA03
Faisal
Andika 11109878 3KA03
Kukuh
Kuntoro 14109259 3KA03
Pengembangan
Sistem Informasi
Pengembangan
Sistem Informasi Spasial Database Iklim Nasional
|
Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap iklim semakin tinggi
maka ketersediaan data iklim baik secara global, regional, maupun lokal
sangat diperlukan. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi sebagai salah
satu institusi di bawah Departemen Pertanian memiliki mandat untuk
mengembangkan database sumber daya iklim untuk kebutuhan pertanian nasional.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam proses pengembangan
database iklim ini terutama berkaitan dengan format dan struktur data yang
belum standar. Akibatnya data tersebut tidak mudah diupdate dan
diakses.
Permasalahan tersebut di atas menjadi masukan utama di dalam
penelitian Pengembangan Sistem Informasi Spasial Database Iklim Nasional.
Sistem tersebut menggabungkan data tabular (data iklim, infomasi stasiun
iklim) dan spasial (peta administrasi) dengan menggunakan teknologi
pemrograman yang dapat mendisain sistem database menurut kebutuhan pengguna
misalnya: (a) menampilkan data dan informasi iklim secara cepat berdasarkan
pilihan jenis parameter, periode waktu, dan lokasi stasiun yang diinginkan,
(b) menampilkan distribusi stasiun pengamat iklim/curah hujan, (c) mengolah
data iklim ke beberapa satuan waktu seperti data dasarian, bulanan, dan
tahunan, dan (d) menampilkan hasil olahan tersebut dalam beberapa kemasan
baik secara display di monitor komputer secara tabular ataupun histogram, printout,
dan file.
Proses penyusunan sistem database iklim nasional meliputi dua
tahapan utama yaitu: Pengembangan prototipe sistem database iklim nasional,
dan Pengembangan database iklim Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kegiatan diawali
dengan penyiapan data (spasial, tabular) yang diperoleh dari Puslitbangtanak
maupun dari instansi terkait seperti BMG dan Bakosurtanal.
Parameter iklim adalah
parameter yang menggambarkan kondisi iklim, seperti curah hujan, temperatur,
kelembaban, kecepatan angin, evapotranspirasi, dan radiasi matahari. Kegiatan
diawali dengan inventarisasi data seperti:
Pengembangan sistim
database dan informasi sumberdaya iklim pada prinsipnya memadukan berbagai
jenis data seperti data spasial ataupun tabular. Semua data itu
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik objek atau berdasarkan bentuk
penyajian, yaitu: (1) file poligon/satuan lahan (batas adminsitrasi), (2)
file garis (sungai dan jalan), (3) file titik (lokasi staisun iklim), dan (4)
file gambar ( legenda dan keterangan lainnya).
Keempat jenis file
tersebut merupakan layer dengan tema yang berbeda dan dapat dioverlaykan
seluruhnya atau beberapa layer saja sesuai kebutuhan. Setiap layer memiliki informasi
yang terintegrasi dengan data tabular yang berupa angka (numeric data)
seperti data iklim, nama provinsi dan lokasi stasiun.
Selanjutnya data yang
sudah diklasifikasikan diproses dan ditampilkan dalam beberapa kemasan (display,
printout, dan file textual). Struktur data yang dihasilkan dari
bagian ini menjadi dasar dalam pengembangan analisis data iklim untuk
menghasilkan informasi sumberdaya iklim yang lebih akurat, reliability, dan
cepat.
Kesalahan pada salah
satu bagian akan mengakibatkan kesalahan pada keluaran informasi yang
diperlukan. Oleh karena itu sistim database ini harus baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya, agar Balitklimat sebagai satu-satunya institusi di
Lingkup Badan Litbang Pertanian yang bertanggungjawab dengan database iklim
pertanian mampu memberikan informasi iklim yang bukan saja dapat dipercaya
kebenarannya tetapi juga mampu memberikan informasi secara rutin, terbaru dan
kontinu. Untuk mengetahui informasi jumlah stasiun dibuat menu khusus seperti
Gambar.
Sistim database
iklim nasional (ganti Grafik Hujannya)
Penelitian selanjutnya
akan difokuskan untuk analisis agroklimat dan hidrologi dengan menggunakan
input dari sistem database:
prediksi curah hujan
dengan menggunakan berbagai pendekatan seperti Kalman Filter. dan Box
Jenkins. Zonasi parameter iklim. Link sumberdaya iklim dengan sumberdaya
tanah ataupun informasi pertanian lainnya. serta analisis lain yang berkaitan
dengan informasi sumberdaya iklim. Kehandalan sistem database sumberdaya
iklim sangat tergantung pada aspek: ketersediaan data iklim maupun data
spasial penunjang, sumberdaya manusia, dan perangkat lunak dan keras. Oleh
karena itu disarankan pengembangan ketiga aspek ini harus mengikuti
perkembangan dan kemajuan ilmu dan pengetahuan. Serta kebutuhan Balaitklimat
di masa datang.
Kesimpulan :
Pemilihan diksi dari artikel ini
sudah cukup tepat, misal :
Pengembangan sistim
database dan informasi sumber daya iklim pada prinsipnya memadukan berbagai
jenis data seperti data spasial ataupun tabular.
Dari kalimat diatas
dijelaskan bahwa sebuah pengembangan sistim database dengan prinsip perpaduan
antara jenis data spasial dan tabular. Dengan membaca sekali pembaca dapat
mengerti dengan jelas isi dari setiap kalimat.
Selain itu penggunaan kalimat asing juga sudah benar dengan
menuliskan secara miring “Akibatnya data tersebut tidak mudah diupdate dan diakses”.
Namun
ada beberapa yang masih kurang tepat dalam penulisannya, seperti penggunaan
kata layer yang tidak ditulis miring. “Keempat
jenis file tersebut merupakan layer dengan tema yang berbeda dan dapat dioverlaykan seluruhnya
atau beberapa layer saja sesuai kebutuhan”.
Dalam artikel ini terdapat banyak istilah-istilah asing yang
mungkin belum terlalu dipahami pembaca, seperti: agroklimat, evapotranspirasi
dan lain-lain.
Kelebihan
Isi artikel diatas sangat penuh
informasi tentang sistem informasi dibidang balai klimat dan hidrologi. Ide
cerita juga sangat baik karena mengenalkan kita tentang balai klimat dan
hidrologi. Rata-rata susunan kalimatnya cukup tepat.
Terdapat banyak istilah asing yang
dapat memperkaya pemahaman tata bahasa Indonesia bagi para pembaca.
Kekurangan
Belum
ada daftar pustaka tentang pembuatan artikel yang dapat dijadikan referensi
lebih lanjut.
|